🕌 Jejak Sejarah Islam di Kuningan: Warisan Wali dan Perjuangan Ulama Desa
Kuningan, Jawa Barat — Kabupaten yang dikenal dengan keindahan alam dan kesejukan udaranya ini menyimpan warisan dakwah Islam yang kaya dan mendalam. Penyebaran Islam di Kuningan tidak bisa dilepaskan dari peran besar para wali, ulama lokal, dan pesantren desa yang menyebarkan nilai-nilai Islam secara damai dan menyatu dengan budaya masyarakat.
🌟 Peran Sunan Gunung Jati dan Para Wali
Penyebaran Islam di wilayah Kuningan bermula pada abad ke-15, pada masa kejayaan Kesultanan Cirebon. Sunan Gunung Jati (Syarif Hidayatullah) — salah satu dari Wali Songo — menjadi tokoh sentral dalam menanamkan ajaran Islam di tanah Sunda, termasuk Kuningan.
Beliau tidak hanya berdakwah, tetapi juga membentuk jaringan masjid dan pengkaderan ulama lokal, yang kemudian disebut sebagai Imam Tajug. Tajug, sebagai sebutan untuk masjid kecil di kampung-kampung, menjadi titik awal penguatan akidah dan peradaban Islam berbasis rakyat.
📜 Masjid Tua dan Jejak Ulama Lokal
Beberapa masjid tertua di Kuningan, seperti:
-
Masjid Syiarul Islam (Kuningan kota)
-
Masjid Baiturrahim (Ciawigebang)
-
Masjid Tajug Kuno di sejumlah desa
... menjadi saksi perjuangan ulama dalam membina masyarakat secara istiqamah, jauh sebelum era modernisasi datang.
Para imam tajug, meski hidup sederhana, memainkan peran vital sebagai guru ngaji, khatib Jumat, pemimpin sosial, bahkan juru damai desa.
🌾 Islam yang Menyatu dengan Budaya
Dakwah Islam di Kuningan tidak datang dengan kekerasan. Justru, budaya lokal seperti seni, wayang, tembang, dan tradisi sedekah bumi menjadi media dakwah yang efektif. Hal ini menunjukkan bahwa Islam di Kuningan tumbuh melalui pendekatan kultural dan kearifan lokal.
📚 Peran Pesantren dan Pengajian Kampung
Di masa penjajahan, pesantren-pesantren tradisional di Kuningan menjadi pusat pendidikan dan perlawanan spiritual. Sampai hari ini, pengajian kampung, madrasah diniyah, dan halaqah Tajug tetap hidup dan menjadi bagian dari denyut nadi masyarakat.
🤝 Meneruskan Warisan, Menguatkan Peran Imam Tajug
Hari ini, tantangan baru muncul: globalisasi, krisis akhlak, dan kemiskinan struktural. Namun semangat yang diwariskan oleh para wali dan ulama kampung tetap menyala. Komunitas seperti KOMIT (Komunitas Imam Tajug) kini menjadi lokomotif baru dalam melanjutkan dakwah, membina umat, dan memperjuangkan kesejahteraan imam serta masyarakat dhuafa.
“Islam di Kuningan bukan sekadar agama, tapi napas kehidupan yang diwariskan turun-temurun melalui para imam tajug.”